Sayang Bimbingan & Konseling
Rabu, 29 Maret 2017
Rabu, 22 Maret 2017
RPL Bimbingan Klasikal Bidang Karier
SMA
NEGERI 1 SINGARAJA
RENCANA
PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN
KLASIKAL
SEMESTER
II(GENAP) TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017
A
|
Komponen
Layanan
|
Layanan
dasar
|
B
|
Bidang
Layanan
|
Karir
|
C
|
Topik
Layanan
|
Pengenalan
perguruan tinggi
|
D
|
Fungsi
Layanan
|
Pemahaman
|
E
|
Tujuan
Umum
|
Mencapai
kematangan dalam pilihan karir
|
F
|
Tujuan
Khusus
|
1.
Peserta didik dapat memahami bentuk-bentuk perguruan
tinggi
2.
Peserta didik mengetahui jurusan / program studi
yang ada di perguruan tinggi
3.
Peserta didik dapat memahami pertimbangan saat memilih
jurusan
|
G
|
Sasaran
Layanan
|
Kelas
XII
|
H
|
Materi
Layanan
|
1.
Bentuk pendidikan tinggi
2.
Jurusan / program studi di PTN
3.
Pertimbangan saat memilih jurusan
|
I
|
Waktu
|
2
x pertemuan
|
J
|
Sumber
|
Buku
tentang perguruan tinggi, artikel dan
media sosial
|
K
|
Metode
/ teknik
|
Behavioral
/ diskusi
|
L
|
Media
/ Alat
|
Powerpoint
/ Laptop , Lcd
|
M
|
Pelaksanaan/
langkah-langkah
|
|
|
Tahap
Awal
|
|
|
a.
Pendahuluan
|
1.
Menyapa peserta didik dengan ucapan salam “selamat
pagi”
2.
Cek kehadiran siswa
3.
Memberikan ice breaking
4.
Menyampaikan tujuan dari kegiatan bimbingan klasikal
yaitu membantu peserta didik dalam mengenal dunia perguruan tinggi
|
|
b.
Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan
|
Menjelaskan
langkah kegiatan dimulai dari penyampaian materi, pelaksanaan teknik diskusi,
memberikan tugas kepada peserta didik dan meminta peserta didik agar aktif
dalam mengikuti bimbingan klasikal
|
|
c.
Mengarahkan kegiatan (konsolidasi)
|
Menjelaskan
pentingnya membahas topik tentang pengenalan perguruan tinggi untuk persiapan
karir
|
|
Tahap
Inti
|
|
|
a.
Kegiatan Peserta didik
|
Peserta
didik diminta menentukan perguruan tinggi favoritnya untuk arah karir yang
diinginkannya
|
|
b.
Kegiatan guru bimbingan konseling atau konselor
|
Menyampaikan
materi tentang pengenalan perguruan tinggi yang meliputi, bentuk pendidikan
tinggi, jurusan yang ada di perguruan tinggi dan pertimbangan saat pemilihan
jurusan. Memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk merespon perhatian peserta
didik. Pertanyaan meliputi
1.
arah karir yang kamu inginkan?
2.
perguruan tinggi apa yang kamu ingin tuju ?
|
|
Tahap
Penutup
|
|
|
|
Merangkum
kegiatan bimbingan klasikal tentang pengenalan perguruan tinggi.
Melihat
hasil bimbingan klasikal, dan merencanakan bimbingan kelompok untuk peserta
didik-peserta didik yang belum menentukan arah perguruan tinggi.
|
N
|
Evaluasi
|
|
|
a.
Evaluasi Proses
|
o
Peserta didik/konseli terlibat secara aktif dalam
kegiatan layanan
o
Peserta didik/konseli memiliki antusias yang tinggi
dalam kegiatan layanan
o
Peserta didik memiliki rasa nyaman selama proses
bimbingan klasikal
·
|
|
b.
Evaluasi Hasil
|
·
Peserta didik memiliki pemahaman diri, sikap dan
perilaku
·
Peserta didik memiliki Perasaan Positif setelah
bimbingan klasikal
·
Peserta didik membuat rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pasca layanan
·
Pencapaian Standar Perkembangan/Kompetensi
Kemandirian Peserta didik
|
Lampiran : 1. Materi yang diberikan disajikan secara
lengkap
Singaraja,
7 Maret 2017
Mengetahui
Kepala
Sekolah
SMA
Negeri 1 Singaraja Guru
BK/ Konselor
Yunita
BIMBINGAN KARIR DI PERGURUAN TINGGI
A. BIMBINGAN
KARIR DI PERGURUAN TINGGI
1. Karakeristik
Mahasiswa
Mahasiswa
merupakan individu yang sedang menempuh pendidikan tinggi, berumur antara 18-21
tahun (Herr, dkk., 1996:2004). Pada awal abad 19 mahasiswa di perguruan tinggi
didominasi oleh mahasiswa yang berjenis kelamin laki-laki, namun pada
akhir-akhir ini justru persentase mahasiswa perempuan meningkat sangat pesat,
hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor (Herr, 1996:293). Berkenaan dengan itu,
berdasarkan Ginzberg periode mahasiswa dianggap sebagai periode realistic,
selanjutnya, Super menjelaskan bahwa berkenaan dengan karir individu seusia
mahasiswa (18-25 tahun) telah sampai pada tahap spesifikasi dan implementasi
preferensi dalam pekerjaan.
Berkenaan
dengan tugas-tugas perkembangan, Akhmad Sudrajat (2009) menjelaskan bahwa pada
periode mahasiswa dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa
awal atau dewasa madya, yang intinya pada masa ini merupakan pemantapan
pendirian hidup, sehingga tugas perkembangan yang berhubungan dengan karir,
yaitu memilih dan mempersiapkan karier masih menjadi tugas perkembangan
mahasiswa, yang pada tahap selanjutnya (dewasa awal), tugas perkembangannya
akan menjadi :
1.
Memilih pasangan.
2.
Belajar hidup dengan pasangan.
3.
Memulai hidup dengan pasangan.
4.
Memelihara anak.
5.
Mengelola rumah tangga.
6.
Memulai bekerja.
7.
Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara.
8.
Menemukan suatu kelompok yang serasi.
Berkenaan
dengan alasan-alasan individu untuk memasuki perguruan tinggi di Amerika, Herr
(1996:293) mengemukakan temuan-temuan alas an sebagai berikut :
1.
Kepuasan diri
Mmeliputi
pencarian terhadap identitas diri dan pemenuhan diri
2.
Mengejar karir
Dalam
hal ini mahasiswa memandang pendidikan di perguruan tinggi sebagai alat untuk
mencapai tujuan profesi atau pekerjaan tertentu, dalam hal ini perguruan tinggi
dianggap sebagai alat/cara yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan yang
diinginkan oleh individu pada kehidupannya dimasa akan datang
3.
Untuk menghindar.
Hal
ini dilakukan mahasiswa yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi sebagai
jalan untuk menghindari sesuatu hal (wajib militer, keharusan bekerja), dan
bukan karena sesuatu hal yang positif dan keinginan tidak sungguh-sungguh
berasal dari hatinya.
Penelitian
yang dilakukan Clark & Trow (dalam Herr, 1996:293) ditemukan ada empat
budaya mahasiswa yang dominan, yaitu:
1.
Collegiate
Budaya
ini berkenaan dengan keinginan mahasiswa yang mengejar kesenangan, seperti:
bermain baseball, futball, catur dll. Mahasiswa tidak serius dalam menjalani
perkuliahannya. Jika dikaitkan dengan trilogy sukses yang dikemukakan Prayitno
(2007:1), mahasiswa yang memiliki tipe budaya/kebiasaan seperti ini cenderung
hanya mengejar sukses dalam bidang social.
2.
Vokasional
Berkenaan
dengan pengejaran keterampilan-keterampilan untuk dapat digunakan dalam bekerja
pada masa akan datang,
3.
Akademik
Tipe
ini berkenaan dengan pengejaran pengetahuan, mahasiswa yang memiliki budaya
seperti ini mengedepankan kegiatan akademik untuk mencapai tujuan yang
diinginkan
4.
Non Konformis
Tipe
ini berkenaan dengan pengejaran identitas pribadi yang sesuai/cocok.
Dalam
hal Kelas sosio-ekonomis, ada suatu hubungan linier antara penghasilan keluarga
dengan keberadaan anak di perguruan tinggi, jika penghasilan keluarga meningkat
maka kesempatan anak-anak untuk memasuki pendidikan di perguruan tinggi juga
meningkat. Hal ini menyebabkan sekolah kejuruan mulai ditinggalkan. Secara
tradisional, perguruan tinggi dipandang sebagai alat untuk melakukan mobilitas
ke atas (Herr, 1996:294).
Selanjutnya,
kebanyakan orang memilih pendidikan di perguruan tinggi dikarenakan mereka
merasa akan mendapat pengembalian-pengembalian, baik berupa kepribadian, maupun
dalam hal keuangan. Ini tidak bisa dipungkiri bahwa orang menuntut ilmu untuk
memiliki kehidupan yang baik di masa akan datang.
2.
BIMBINGAN KARIR DI PERGURUAN TINGGI
Pelayanan
bimbingan dan konseling di perguruan tinggi, khususnya bimbingan konseling dan
karir, pada prinsipnya telah dilaksanakan sejak tahun 1981. Pelaksanaan layanan
bimbingan dan konseling ini diawali dengan pelatihan dosen perguruan tinggi
negeri di dua fakultas psikologi yaitu Universitas Indonesia dan Universitas
Padjajaran selama tiga bulan. Dalam pelatihan tersebut masing-masing dosen
perguruan tinggi telah menyusun program bimbingan dan konseling untuk perguruan
tinggi masing-masing. Pelaksanaannya belum seperti yang diharapkan, karena
pimpinan perguruan tinggi ataupun pemerintah belum mampu memfasilitasi
berdirinya biro atau pusat pelayanan bimbingan dan konseling. Suatu yang
menggembirakan, beberapa IKIP waktu itu telah melaksanakannya termasuk IKIP
Padang yang sekarang beralih nama menjadi Universitas Negeri Padang (UNP). Biro
Bimbingan dan Konseling inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Unit
Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling (UPBK).
Tahun
1996, UPBK berkembang dengan adanya Proyek Dirjen Dikti Depdikbud Student
Support Services And Career Planning Development (3SCPD). Pelaksanaan di
tingkat Departemen adalah Dosen PTN, khususnya dari IKIP Padang (Prof.Dr.
A.Muri Yusuf, dkk). Proyek ini mengembangkan pelayanan Bimbingan dan Konseling
di Perguruan Tinggi Negeri se Indonesia yang langsung melibatkan mahasiswa
dengan berbagai jenis layanan bimbingan dan konseling. Sesuai dengan nama
proyeknya, di samping mambantu masalah akademik mahasiswa, juga membantu
rencana pengembangan karier mahasiswa. Tahun 2000-an proyek ini berakhir,
pengembangan selanjutnya diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing.
Herr,
dkk. (1996:294) mengungkapkan hal-hal yang harus diperhatikan perguruan tinggi
dalam rangka mengembangkan pelayanan bimbingan karir terhadap mahasiswa, yaitu
:
1.
Komitmen Institusi
Agar
mahasiswa memiliki perencanaan yang baik terhadap karir dan kehidupannya di
masa akan dating, dibutuhkan komitmen/keteguhan hati yang sungguh-sungguh dari
lembaga pendidikan tinggi itu sendiri. Survey yang dilakukan Reardon, dkk(dalam
Herr, dkk. 1996:295) ditemukan program bimbingan karir yang dibutuhkan
mahasiswa diantaranya berkenaan dengan informasi pekerjaan, informasi
pendidikan yang sedang ditempuh, informasi pengungkapan diri mahasiswa,
pelatihan pengambilan keputusan, konseling kelompok berkenaan dengan karir, dsb.
Hal ini tentunya membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh komponen di
perguruan tinggi, termasuk pimpinan, dosen dan karyawan, untuk mengembangkan
karir mahasiswanya.
2.
Pertimbangan Perencanaan
Berhubungan
dengan kesegeraan bimbingan karir yang diberikan kepada mahasiswa, jangan
sampai informasi/pelayanan yang diberikan tidak lagi dibutuhkan oleh mahasiswa
dalam rangka pengembangan dirinya.
3.
Pelayanan yang Komplek
Meliputi
hal hal sebagai berikut :
a.
Career Advising
Hal
ini berkaitan dengan peran penasehat akademis dalam mencapai tujuan pendidikan
yang sedang ditempuh serta hubungan antara kurikulum program studi yang
ditempuh dengan kesempatan karir nantinya
b.
Konseling Karir
Konseling
karir merupakan bantuan yang diberikan oleh konselor dalam rangka membantu
mahasiswa untuk evaluasi diri dan pengentasan permasalahannya yang berkenaan
dengan karir.
c.
Perencanaan Karir
Merupakan
arahan yang akan dipakai mahasiswa dalam mengenal dunia kerja dan mengarah
kepadanya.
Ke
tiga komponen tersebut saling berhubungan dan akan bisa dilaksanan dengan
pembentukan lima komponen dalam universitas yaitu :
a)
Program universitas/perguruan tinggi dalam pendidikan karir
secara terstruktur dan komprehensif
b)
Badan/unit tertentu yang melayani untuk mahasiswa dan
penasehat akademis dalam rangka informasi karir dan penempatan karir
4.
Penasehat akademis dengan berbagai pengetahuannya.
5.
Pusat adminsitrasi pelayanan akademik yang secara sungguh-sungguh memiliki
waktu dan kemauan yang tinggi untuk membantu mahasiswa
6.
Badan/unit konseling dan penasehat akademik.
Tujuan
bimbingan karier adalah untuk membantu mahasiswa memahami perencanaan karier
dan proses penempatan setelah mereka menamatkan perguruan tinggi. untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya:
1.
Bantuan dalam pemilihan bidang pelayanan utama
2.
Bantuan dalam penilaian diri dan analisis diri
3.
Bantuan dalam memahami dunia karier
4.
Bantuan dalam pengambilan keputusan
5.
Bantuan dalam memasuki dunia kerja
2. Program
Bimbingan Karir di Perguruan Tinggi
Herr,
dkk (1996, 300) mengemukakan bahwa program konseling kelompok, konseling
individual dan konseling teman sebaya merupakan pendekatan yang banyak
dilakukan dalam pemberian pelayanan bimbingan dan konseling karier. Prosedur
dan kegiatan yang dapat digunakan dalam menyusun pedoman karier dan konseling
mahasiswa perguruan tinggi ialah:
1.
Melakukan seminar karier dengan melibatkan lembaga penerima tenaga kerja
(konsumen) dengan mahasiswa dan PT.
2.
Menyusun program intensif yang dapat memberi pengalaman dalam beberapa disiplin
ilmu.
3.
Melakukan aplikasi instrumen, sebagai balikan bagi mahasiswa dalam upaya
pemahaman dirinya.
4.
Menugaskan mahasiswa melakukan interview kapada karyawan suatu pekerjaan.
5.
Kunjungan perpustakaan, bursa kerja dan pertemuan-pertemuan karier yang banyak
dilakukan pengusaha.
6.
Konselor menginformasikan berbagai jenis dan persyaratan berbagai macam
pekerjaan yang mungkin dapat dilamar mahasiswa setelah tamat kuliah.
Jenis
Konseling yang dapat digunakan dalam konseling/bimbingan karir di perguruan
tinggi adalah :
1.
Layanan Orientasi
Dalam
layanan ini mahasiswa bisa diperkenalkan terhadap lingkungan kerja dengan cara
melakukan kunjungan-kunjungan ke dunia usaha dan dunia industri.
2.
Layanan Informasi
Konselor
bekerja sama dengan program studi perlu memberikan dan menyediakan layanan
informasi karir, informasi ini dilakukan agar mahasiswa mampu mengenal secara
jelas arah pembinaan yang akan dijalani mahasiswa dan sekaligus memandang ke
depan tentang apa yang hendak dicapai dan diterapkan setelah lulus nantinya.
Walters dan Saddlemire (dalam Herr, 1996:292) menyatakan bahwa 85% dari
mahasiswa Universitas Negeri Green Bowling membutuhkan informasi karier,
berkenaan dengan :
a
Pekerjaan yang sesuai dengan dengan jurusan yang diambilnya
b
Tempat dan personil yang dapat membantu perencanaan karier
c
Pengalaman langsung dan kunjungan kerja serta kerja separoh waktu tentang
pekerjaan yang diyakininya.
d
Pemahaman diri (potensi diri) untuk memantapkan pilihan pekerjaan yang sesuai
dengan pensifatan yang dimilikinya.
e
Pengetahuan dan keterampilan tentang pasar kerja.
f
Membantu merencanakan perkuliahan yang fleksibilitas dalam memilih beberapa
pekerjaan yang berbeda
Selanjutnya,
informasi karir perlu dilengkapi dengan informasi lowongan karir yang
memperlihatkan “keberadaan” karir tersebut di lapangan, khususnya tentangjumlah
posisi yang ada, di mana lowongan itu ada, penerimaan masyarakat terhadap karir
tersebut, dan hal-hal lain yang perlu dikembangkan berkenaan dengan karir yang
dimaksudkan itu (Prayitno, 2007:7). Lebih jau, informasi setiap karir dapat
diuraikan lebih rinci lagi dengan mengembangkan berbagai tuntutan ataupun
kondisi yang dikehendaki dari orang-orang atau tenaga yang memiliki kehendak/minat
memasuki pekerjaan/karir yang dimaksudkan itu, seperti persyaratan ijazah, umur
dan jenis kelamin, penguasaan keterampilan dan pengalaman, riwayat diri dan
pekerjaan, kesehatan, kemampuan khusus dan lulus seleksi. Dengan informasi
karir yang diberikan tersebut, dapat memberikan arahan yang nyata kepada
mahasiswa tentang pekerjaan-pekerjaan apa saja yang akan diampu
Selain
informasi karir yang dimaksud, juga bisa diberikan informasi kepada mahasiswa
secara klasikal bagaimana mengembangkan dirinya secara optimal Contoh : Layanan
informasi tentang Meniti Karir, dengan bagian-bagian penjelasan berkenaan
dengan kenali diri, citra diri, yakin dan percaya terhadap diri, mengatur diri,
pengendalian diri, berpikir menang-menang, bersikap positif dan proaktif, motivasi
diri, sikapi pekerjaan dengan semangat yang tinggi, tingkatkan diri secara
berkelanjutan, dahulukan apa yang utama dan penting, selesaikan apa yang telah
anda mulai, mengelola krisis secara kreatif, dan berdoa dan berserah diri
kepada tuhan yang maha kuasa (A. Muri Yusuf, 2002:88).
3.
Layanan Penempatan dan Penyaluran
Bagi
mahasiswa di perguruan tinggi, pilihan dan penempatan mereka pada
program/jurusan yang sesuai dengan “siapa dia” sangat penting, karena pilihan
program studi yang tidak tepat akan mengakibatkan persiapan arah karir mereka
tidak berada pada jalur yang benar (A.Muri Yusuf, 2002:60), oleh karena itu
Konselor melalui lembaga yang menaunginya perlu memperhatikan hal ini.
4.
Konseling Perorangan
Mayoritas
masalah mahasiswa ialah kemungkinan-kemungkinan bekerja sambil kuliah, ekonomi
orang tua lemah, kesulitan biaya hidup mempersiapkan diri mengikuti persaingan
untuk masuk kerja.
5.
Bimbingan dan Konseling Kelompok
Permasalahan
yang banyak muncul dari mahasiswa diantaranya takut menjadi pengangguran, salah
pilih program studi, memilih alternatif pekerjaan, upaya mendapatkan pekerjaan
paroh waktu (part time), tidak memahami potensi diri dan sebagainya, yang
tentunya dalam pelayanan konseling bisa dilaksanakan konseling kelompok, hal-hal
berkenaan dengan fenomena-fenomena di lapangang tentang suatu hal, seperti :
mempersiapkan diri menempuh ujian CPNS, pelayanan konseling yang dapat
diberikan adalah layanan bimbingan kelompok, baik topic tugas maupun topic
bebas.
6.
Instrumentasi
Penggunaan
instrument untuk pengungkapan potensi dasar individu, minat dan kecendrungan
pribadi, sikap dan kebiasaan bertingkah laku dapat diberikan kepada mahasiswa
sehingga konselor akan mengetahui arah pengembangan karir mahasiswa, yang
terutama mahasiswa memahami potensi dasarnya.
7.
Lembaga Khusus
Untuk
mengakomodir dan memberikan pelayanan bimbingan karir yang baik bagi mahasiswa
sehingga mampu berkembang dengan optimal, masing-masing perguruan tinggi perlu
membentuk lembaga khusus yang mewadahi untuk itu. Prayitno (2007:135)
mengungkapkan perguruan tinggi perlu membentuk Unit Pelayanan Konseling (UPK)
yang memberikan pelayanan konseling kepada mahasiswa dan klien-kliennya, baik
dari dalam maupun dari luar kampus. UPK ini akan mengelola pelayanan kepada
mahasiswa dalam arti luas yaitu, pelayanan pra perguruan tinggi, pelayanan era
perguruan tinggi dan pelayanan pasca perguruan tinggi. Pelayanan pra perguruan
tinggi diperlukan untuk menjangkau siswa-siswa SLTA yang akan memasuki PT
sebagai informasi awal tentang program studi yang akan diikuti sehingga mampu
merencanakan karir yang lebih baik dan sesuai dengan potensinya, pelayanan era
perguruan tinggi diberikan kepada mahasiswa yang sedang menjalani perkuliahan
di kampus, untuk lebih memantapkan pengembangan keilmuannya, sedangkan
pelayanan pasca perguruan tinggi diberikan terhadap alumni-alumni sebagai upaya
untuk memasuki dunia kerja.
Selain
itu, perguruan tinggi perlu membentuk pusat tenaga kerja, yang berusaha untuk
memfasilitasi mahasiswa terhadap kebutuhan tenaga kerja di lapangan (Herr,
1996:307).
E.
Penutup
Bimbingan
dan konseling karier di perguruan tinggi luar negeri dan dalam negeri, ternyata
tidak ada perbedaan yang berarti, baik jenis layanan maupun isi layanan.
Baberapa kesimpulan yang dapat dirumuskan ialah:
a.
Pemahaman potensi diri (pensifatan), sebaiknya di ketahui sebelum memilih
program studi di perguruan tinggi dan memilih pekerjaan yang sesuai setelah
tamat di PT.
b.
Informasi tentang karier yang sesuai dengan program studi mahasiswa sangat
dibutuhkan, seperti peluang-peluang yang ada, persyaratan melamar pekerjaan,
tugas pokok dan fungsi pekerjaan, prospek pengambangan dan penggajian
c.
Peluang kerja separoh waktu (bekerja sambil belajar sangat diminati mahasiswa,
karena mereka umumnya datang dari keluarga yang kurang mampu).
d.
Pelayanan bimbingan dan konseling karier di perguruan tinggi sangat di butuhkan
mahasiswa. Kerja sama UPBK dan Unit Pelayanan Jass serta organisasi alumni akan
memperbesar dan memperluas informasi kerja berguna bagi mahasiswa.
Demikian
makalah ini disusun, semoga ada manfaatnya dalam pengembangan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling karier di Perguruan Tinggi.
Langganan:
Postingan (Atom)
MOTIVASI Pergilah melihat dunia,kunjungi lembah-lembah luas,lereng-lereng gunung,datangilah padang-padang rumput,padang-padang pasir,l...
-
SMA NEGERI 1 SINGARAJA RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL SEMESTER II(GENAP) TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 ...
-
SMA NEGERI 1 SINGARAJA RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL SEMESTER II (GENAP) TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 ...