Rabu, 22 Maret 2017

RPL Bimbingan Klasikal



SMA NEGERI 1 SINGARAJA
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER II (GENAP)  TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017

A
Komponen Layanan
Layanan dasar
B
Bidang Layanan
Pribadi
C
Topik Layanan
Pribadi yang mandiri
D
Fungsi Layanan
Pemahaman
E
Tujuan Umum
Mencapai kematangan perkembangan pribadi
F
Tujuan Khusus
1.      Peserta didik dapat memahami perilaku pribadi mandiri
2.      Peserta didik dapat memahami indikator perilaku mandiri
3.      Peserta didik dapat meniru perilaku pribadi mandiri
G
Sasaran Layanan
Kelas XII
H
Materi Layanan
1.      Pengertian pribadi mandiri
2.      Indikator- indikator perilaku pribadi mandiri
3.      Contoh-contoh orang yang memiliki pribadi yang mandiri
I
Waktu
2 x pertemuan
J
Sumber
Buku tentang pribadi mandiri, artikel, video dan  media sosial
K
Metode / teknik
Behavioral /  modeling
L
Media / Alat
Video, buku, powerpoint / Laptop , Lcd
M
Pelaksanaan / langkah-langkah

Tahap Awal

a.       Pendahuluan
1.      Menyapa peserta didik dengan ucapan salam “selamat pagi”
2.      Cek kehadiran peserta didik
3.      Memberikan ice breaking
4.      Menyampaikan tujuan dari kegiatan bimbingan klasikal yaitu menjadikan peserta didik pribadi yang mandiri

b.      Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan
Menjelaskan langkah kegiatan dimulai dari penyampaian materi, pelaksanaan teknik modeling, memberikan tugas kepada peserta didik dan meminta peserta didik agar aktif dalam mengikuti bimbingan klasikal

c.       Mengarahkan kegiatan (konsolidasi)
Menjelaskan pentingnya membahas topik tentang pribadi yang mandiri

Tahap Inti

a.    Kegiatan Peserta didik
Peserta didik menyimak penjelasan guru
Peserta didik diminta memerankan orang yang dianggapnya memiliki pribadi yang mandiri (teknik modeling)
dibuat oleh guru BK (materi terlampir)

b.    Kegiatan guru bimbingan konseling atau konselor
Menyampaikan materi tentang pribadi mandiri yang meliputi, pengertian, ciri-ciri serta contoh-contoh orang yang memiliki pribadi mandiri. Memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk merespon perhatian peserta didik. Pertanyaan meliputi
1. Apa perlu nya menjadi pribadi mandiri ?
2. apa saja yang sudah peserta didik lakukan untuk mewujudkan diri menjadi pribadi yang mandiri ?

Tahap Penutup


Merangkum kegiatan bimbingan klasikal tentang pribadi yang mandiri dan meminta peserta didik membuat catatan harian tentang perilaku pribadi mandiri yang mereka lakukan.
Melihat hasil bimbingan klasikal, dan merencanakan bimbingan kelompok untuk peserta didik yang memiliki pribadi mandiri yang rendah
N
Evaluasi

1.      Evaluasi Proses
o   Peserta didik/konseli terlibat secara aktif dalam kegiatan layanan
o   Peserta didik/konseli memiliki antusias yang tinggi dalam kegiatan layanan
o   Peserta didik memiliki rasa nyaman selama proses bimbingan klasikal
·          

2.      Evaluasi Hasil
·         Peserta didik memiliki pemahaman diri, sikap dan perilaku
·         Peserta didik memiliki Perasaan Positif setelah bimbingan klasikal
·         Peserta didik membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan untuk meningkatkan perilaku pribadi mandiri
·         Pencapaian Standar Perkembangan/Kompetensi Kemandirian Peserta didik

                                                                                                            Singaraja, 7 Maret 2017
Mengetahui
Kepala Sekolah                                                                                  
SMA Negeri 1 Singaraja                                                                     Guru BK/ Konselor



                                                                                                              Yunita, S.Pd




MATERI
1.      Pengertian Kepribadian autonomy (pribadi mandiri)
Autonomy adalah kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri meliputi bisa datang dan pergi sebagaimana diinginkan, mengatakan apa yang sedang dipikirkan oleh seseorang tidak bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan. (Dharsana, 2010:1000).
Dari pengertian diatas mengandung indicator:
1.      Kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri
2.      Mengatakan apa yang sedang dipikirkan
3.      Tidak bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan
Otonomi emosi (kemandirian secara emosi) menunjuk kepada pengertianyang dikembangkan remaja mengenai individuasi dan melepaskan diri atasketergantungan mereka dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dari orang tuamereka (Steinberg dan Silverberg, 1986). Hubungan antara anak dan orang tuaberubah dengan sangat cepat, terutama sekali setelah anak memasuki usia remaja.Sejalan dengan semakin dengan mandirinya anak dalam mengurus dirinya sendiripada pertengahan masa kanak-kanak, maka waktu yang diluangkan orang tuaterhadap anak semakin berkurang dengan sangat tajam (Berk, 1994). Pergerakanperkembangan dalam interaksi sosial pada masa remaja bergerak dari arah keluargamenuju luar keluarga. Artinya bahwa bila selama ini remaja ketika masih dalam masakanak-kanak mereka berkutat dalam keluarga atau keluarga menjadi lingkungan intidalam kehidupan sehari-hari, maka pada masa remaja hal ini mulai terkurangi seiringdengan perluasan lingkungan remaja yang dialaminya. Remaja akan berusahamelepaskan ikatannya dengan orang tuanya. Ia berusaha menjadi dirinya sendiri, iaberusaha mencari model idealisasinya yang sesuai dengan keinginannya. Pada fase iniketergantungan emosional remaja terhadap orang tuanya semakin berkurang,menyusul semakin memuncaknya kemandirian emosional mereka, meskipun ikatanemosional anak terhadap orang tua tidak mungkin dan tidak serta merta dapatdipatahkan secara sempurna (Rice, 1996).
2.Contoh-contoh orang-orang yang memiliki kepribadian autonomy Dalam lingkup kelas, orang-orang yang termasuk kategori memiliki kepribadian autonomytinggi adalah yang memimpin kelas (Korti, Ketua kelas). Dalam lingkup pemerintahan, orang-orang yang termasuk kategori kepribadian autonomy diantaranya adalah soekarno karena mampu memimpin Negara RI sendiri tanpa bantuan negara lain dan mampu meraih kemerdekaan dengan rakyatnya dibawah naungan oleh soekarno sendiri, Habibi mampu menciptakan sebuah pesawat terbang dengan usahanya sendiri tanpa menerima bantuan dari negara lain, Bupati Buleleng (PAS), Gubernur Bali (MP), Presiden RI (Jokowidodo), Menteri Kelautan dan perikanan (SP), Menteri UKM dan Koperasi (PY)
Contoh-contoh orang-orang yangmemiliki kepribadian autonomy rendah. Dalam lingkup pemerintahan, orang-orang yang termasuk kategori tidak memiliki kepribadian autonomy  diantaranya adalah guru BK tidak bisa mengambil keputusan sendiri dimana guru BK harus bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas dan tata usaha. Bukan berarti guru BK tidak bisa mandiri tetapi guru BK dalam mengambil keputusan harus bekerja sesuai dengan prosedur dan meminta persetujuan atasan tertinggi disekolah yaitu kepala sekolah


















INSTRUMENT EVALUASI PADA EVALUSI PROSES
OBSERVASI
No

Indikator yang diamati
SKOR
1
2
3
4
1
Peserta didik aktif dalam kegiatan layanan




2
Peserta didik antusias dalam kegiatan




3
Kreativitas peserta didik dalam kegiatan




4
Peserta didik dapat saling menghargai satu dengan yang lain




5
Aktivitas dalam setiap kegiatan kelompok




6
Dalam diskusi kelompok peserta didik saling adu argumentasi




7
layanan berlangsung menyenangkan























Terlampir: Persiapan Kelompok Modeling
1)      Konselor menyiapkan 2 orang model berkaitan dengan kerpibadian autonomy.
Dimana terdiri dari 1 model yang memiliki kepribadian autonomy dan 1 model yang tidak memiliki kepribadian autonomy.
·         Model Kepribadian Autonomy : kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri meliputi bisa datang dan pergi sebagaimana diinginkan, mengatakan apa yang sedang dipikirkan oleh seseorang tidak bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan. Indikator Kepribadian Autonomy :
1.      Kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri
2.      Mengatakan apa yang sedang dipikirkan
3.      Tidak bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan
·         Model tidak memiliki Kepribadian Autonomy :
Indikator Tidak memiliki Kepribadian Autonomy :
1.   Tidak ada kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri
1.      Tidak berani mengatakan apa yang sedang dipikirkan
2.      Selalu bergantung pada orang lain dalam mengganti keputusan.
2).  Memberikan pelatihan untuk 2 model tersebut untuk bisa bermain peran didepan kelas.
3).  Memberikan Pemahaman terhadap anggota kelompok terkait indicator yaitu individuyang memiliki kepribadianautonomy dan individu yangtidak memiliki kepribadian autonomy.
4).  Memberikan kesempatan untuk anggota kelompok melihat perbedaan 2 model yaitu individu yang memiliki kepribadian autonomy dan individu yang tidak memiliki kepribadian autonomy.
5)   Memilih dan menerapkan dalam kehidupan pribadi,sosial, belajar dan karir terkait 2 model yang ditampilkan didepan kelas.







Naskahnya:
Tria  (berperan sebagai orang yang memiliki kepribadian autonomy)
Tria  betemu dengan teman baru dan ia memberikan senyum, sapa, dan berbincang-bincang untuk mengakrabkan diri.  Dalam forum kelompok adek berpartisipasi aktif mengajukan pendapat serta pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik. Tria lebih memilih hidup mandiri dari pada harus selalu bertumpu bantuan dengan orang lain. Mengeksplorasi segala kemampuan yang dimiliki atas dasar pemikirannya sendiri.
Widi (berperan sebagi orang yang tidak bekepribadian autonomy)
Widi tidak berpartisifasi aktif dalam forum diskusi kelompok, ia lebih berdiam diri saja. Tidak bisa mandiri selalu menggantungkan diri kepada orang lain.
Terlampir 2: Persiapan pementasan modeling
1.      Menyiapkan kostum yang akan digunakan dalam penampilan 2 model individu yang memiliki kepribadian autonomy serta individu yang tidak memiliki kepribadian autonomy.
2.      Memberikan Kesempatan untuk 2 model tersebut untuk bermain peran didepan kelas sembari berdialog mebahas terkait dengan kepribadian autonomy.
3.      Memberikan kesempatan kepada audiens ( anggota) untuk mengometari penampilan yang diberikan.


1 komentar:

MOTIVASI Pergilah melihat dunia,kunjungi lembah-lembah luas,lereng-lereng gunung,datangilah padang-padang rumput,padang-padang pasir,l...