SMA
NEGERI 1 SINGARAJA
RENCANA
PELAKSANAAN LAYANAN
BIMBINGAN
KLASIKAL
SEMESTER
II (GENAP) TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017
A
|
Komponen
Layanan
|
Layanan
dasar
|
B
|
Bidang
Layanan
|
Pribadi
|
C
|
Topik
Layanan
|
Pribadi
yang mandiri
|
D
|
Fungsi
Layanan
|
Pemahaman
|
E
|
Tujuan
Umum
|
Mencapai
kematangan perkembangan pribadi
|
F
|
Tujuan
Khusus
|
1.
Peserta didik dapat memahami perilaku pribadi
mandiri
2.
Peserta didik dapat memahami indikator perilaku
mandiri
3.
Peserta didik dapat meniru perilaku pribadi mandiri
|
G
|
Sasaran
Layanan
|
Kelas
XII
|
H
|
Materi
Layanan
|
1.
Pengertian pribadi mandiri
2.
Indikator- indikator perilaku pribadi mandiri
3.
Contoh-contoh orang yang memiliki pribadi yang
mandiri
|
I
|
Waktu
|
2
x pertemuan
|
J
|
Sumber
|
Buku
tentang pribadi mandiri, artikel, video dan
media sosial
|
K
|
Metode
/ teknik
|
Behavioral
/ modeling
|
L
|
Media
/ Alat
|
Video,
buku, powerpoint / Laptop , Lcd
|
M
|
Pelaksanaan
/ langkah-langkah
|
|
|
Tahap
Awal
|
|
|
a.
Pendahuluan
|
1.
Menyapa peserta didik dengan ucapan salam “selamat
pagi”
2.
Cek kehadiran peserta didik
3.
Memberikan ice breaking
4.
Menyampaikan tujuan dari kegiatan bimbingan klasikal
yaitu menjadikan peserta didik pribadi yang mandiri
|
|
b.
Penjelasan tentang langkah-langkah kegiatan
|
Menjelaskan
langkah kegiatan dimulai dari penyampaian materi, pelaksanaan teknik
modeling, memberikan tugas kepada peserta didik dan meminta peserta didik
agar aktif dalam mengikuti bimbingan klasikal
|
|
c.
Mengarahkan kegiatan (konsolidasi)
|
Menjelaskan
pentingnya membahas topik tentang pribadi yang mandiri
|
|
Tahap
Inti
|
|
|
a.
Kegiatan Peserta didik
|
Peserta
didik menyimak penjelasan guru
Peserta
didik diminta memerankan orang yang dianggapnya memiliki pribadi yang mandiri
(teknik modeling)
dibuat
oleh guru BK (materi terlampir)
|
|
b.
Kegiatan guru bimbingan konseling atau konselor
|
Menyampaikan
materi tentang pribadi mandiri yang meliputi, pengertian, ciri-ciri serta
contoh-contoh orang yang memiliki pribadi mandiri. Memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik untuk merespon perhatian peserta
didik. Pertanyaan meliputi
1.
Apa perlu nya menjadi pribadi mandiri ?
2.
apa saja yang sudah peserta didik lakukan untuk mewujudkan diri menjadi
pribadi yang mandiri ?
|
|
Tahap
Penutup
|
|
|
|
Merangkum
kegiatan bimbingan klasikal tentang pribadi yang mandiri dan meminta peserta
didik membuat catatan harian tentang perilaku pribadi mandiri yang mereka
lakukan.
Melihat
hasil bimbingan klasikal, dan merencanakan bimbingan kelompok untuk peserta didik
yang memiliki pribadi mandiri yang rendah
|
N
|
Evaluasi
|
|
|
1.
Evaluasi Proses
|
o
Peserta didik/konseli terlibat secara aktif dalam
kegiatan layanan
o
Peserta didik/konseli memiliki antusias yang tinggi
dalam kegiatan layanan
o
Peserta didik memiliki rasa nyaman selama proses
bimbingan klasikal
·
|
|
2.
Evaluasi Hasil
|
·
Peserta didik memiliki pemahaman diri, sikap dan
perilaku
·
Peserta didik memiliki Perasaan Positif setelah
bimbingan klasikal
·
Peserta didik membuat rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan pasca layanan untuk meningkatkan perilaku pribadi mandiri
·
Pencapaian Standar Perkembangan/Kompetensi
Kemandirian Peserta didik
|
Singaraja,
7 Maret 2017
Mengetahui
Kepala
Sekolah
SMA
Negeri 1 Singaraja Guru
BK/ Konselor
Yunita, S.Pd
MATERI
1.
Pengertian Kepribadian autonomy (pribadi
mandiri)
Autonomy
adalah kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri meliputi bisa datang dan pergi
sebagaimana diinginkan, mengatakan apa yang sedang dipikirkan oleh seseorang
tidak bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan. (Dharsana,
2010:1000).
Dari
pengertian diatas mengandung indicator:
1.
Kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri
2.
Mengatakan apa yang sedang dipikirkan
3.
Tidak bergantung dengan orang lain dalam
mengambil keputusan
Otonomi
emosi (kemandirian secara emosi) menunjuk kepada pengertianyang dikembangkan
remaja mengenai individuasi dan melepaskan diri atasketergantungan mereka dalam
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar dari orang tuamereka (Steinberg dan
Silverberg, 1986). Hubungan antara anak dan orang tuaberubah dengan sangat
cepat, terutama sekali setelah anak memasuki usia remaja.Sejalan dengan semakin
dengan mandirinya anak dalam mengurus dirinya sendiripada pertengahan masa
kanak-kanak, maka waktu yang diluangkan orang tuaterhadap anak semakin
berkurang dengan sangat tajam (Berk, 1994). Pergerakanperkembangan dalam
interaksi sosial pada masa remaja bergerak dari arah keluargamenuju luar
keluarga. Artinya bahwa bila selama ini remaja ketika masih dalam
masakanak-kanak mereka berkutat dalam keluarga atau keluarga menjadi lingkungan
intidalam kehidupan sehari-hari, maka pada masa remaja hal ini mulai terkurangi
seiringdengan perluasan lingkungan remaja yang dialaminya. Remaja akan
berusahamelepaskan ikatannya dengan orang tuanya. Ia berusaha menjadi dirinya
sendiri, iaberusaha mencari model idealisasinya yang sesuai dengan
keinginannya. Pada fase iniketergantungan emosional remaja terhadap orang
tuanya semakin berkurang,menyusul semakin memuncaknya kemandirian emosional
mereka, meskipun ikatanemosional anak terhadap orang tua tidak mungkin dan
tidak serta merta dapatdipatahkan secara sempurna (Rice, 1996).
2.Contoh-contoh orang-orang yang memiliki
kepribadian autonomy Dalam lingkup kelas, orang-orang yang termasuk kategori
memiliki kepribadian autonomytinggi adalah yang memimpin kelas (Korti, Ketua
kelas). Dalam lingkup pemerintahan, orang-orang yang termasuk kategori
kepribadian autonomy diantaranya adalah soekarno karena mampu memimpin Negara
RI sendiri tanpa bantuan negara lain dan mampu meraih kemerdekaan dengan
rakyatnya dibawah naungan oleh soekarno sendiri, Habibi mampu menciptakan
sebuah pesawat terbang dengan usahanya sendiri tanpa menerima bantuan dari
negara lain, Bupati Buleleng (PAS), Gubernur Bali (MP), Presiden RI
(Jokowidodo), Menteri Kelautan dan perikanan (SP), Menteri UKM dan Koperasi
(PY)
Contoh-contoh
orang-orang yangmemiliki kepribadian autonomy rendah. Dalam lingkup
pemerintahan, orang-orang yang termasuk kategori tidak memiliki kepribadian
autonomy diantaranya adalah guru BK
tidak bisa mengambil keputusan sendiri dimana guru BK harus bekerja sama dengan
guru mata pelajaran, wali kelas dan tata usaha. Bukan berarti guru BK tidak
bisa mandiri tetapi guru BK dalam mengambil keputusan harus bekerja sesuai
dengan prosedur dan meminta persetujuan atasan tertinggi disekolah yaitu kepala
sekolah
INSTRUMENT
EVALUASI PADA EVALUSI PROSES
OBSERVASI
No
|
Indikator yang
diamati
|
SKOR
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1
|
Peserta didik aktif dalam kegiatan
layanan
|
|
|
|
|
2
|
Peserta didik antusias dalam kegiatan
|
|
|
|
|
3
|
Kreativitas peserta didik dalam kegiatan
|
|
|
|
|
4
|
Peserta didik dapat saling menghargai
satu dengan yang lain
|
|
|
|
|
5
|
Aktivitas dalam setiap kegiatan kelompok
|
|
|
|
|
6
|
Dalam diskusi kelompok peserta didik
saling adu argumentasi
|
|
|
|
|
7
|
layanan berlangsung menyenangkan
|
|
|
|
|
Terlampir:
Persiapan Kelompok Modeling
1) Konselor
menyiapkan 2 orang model berkaitan dengan kerpibadian autonomy.
Dimana
terdiri dari 1 model yang memiliki kepribadian autonomy dan 1 model yang tidak
memiliki kepribadian autonomy.
·
Model Kepribadian Autonomy : kebutuhan
untuk bisa berdiri sendiri meliputi bisa datang dan pergi sebagaimana
diinginkan, mengatakan apa yang sedang dipikirkan oleh seseorang tidak
bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan. Indikator Kepribadian
Autonomy :
1. Kebutuhan
untuk bisa berdiri sendiri
2. Mengatakan
apa yang sedang dipikirkan
3. Tidak
bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan
·
Model tidak memiliki Kepribadian Autonomy
:
Indikator Tidak memiliki
Kepribadian Autonomy :
1. Tidak ada kebutuhan untuk bisa berdiri sendiri
1. Tidak
berani mengatakan apa yang sedang dipikirkan
2. Selalu
bergantung pada orang lain dalam mengganti keputusan.
2). Memberikan pelatihan untuk 2 model tersebut untuk
bisa bermain peran didepan kelas.
3). Memberikan Pemahaman terhadap anggota kelompok
terkait indicator yaitu individuyang memiliki kepribadianautonomy dan individu
yangtidak memiliki kepribadian autonomy.
4). Memberikan kesempatan untuk anggota kelompok
melihat perbedaan 2 model yaitu individu yang memiliki kepribadian autonomy dan
individu yang tidak memiliki kepribadian autonomy.
5) Memilih dan menerapkan dalam kehidupan pribadi,sosial, belajar dan
karir terkait 2 model yang ditampilkan didepan kelas.
Naskahnya:
Tria (berperan sebagai orang yang memiliki
kepribadian autonomy)
Tria betemu dengan teman baru dan ia memberikan
senyum, sapa, dan berbincang-bincang untuk mengakrabkan diri. Dalam forum kelompok adek berpartisipasi
aktif mengajukan pendapat serta pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
topik. Tria lebih memilih hidup mandiri dari pada harus selalu bertumpu bantuan
dengan orang lain. Mengeksplorasi segala kemampuan yang dimiliki atas dasar
pemikirannya sendiri.
Widi
(berperan sebagi orang yang tidak bekepribadian autonomy)
Widi
tidak berpartisifasi aktif dalam forum diskusi kelompok, ia lebih berdiam diri
saja. Tidak bisa mandiri selalu menggantungkan diri kepada orang lain.
Terlampir
2: Persiapan pementasan modeling
1. Menyiapkan
kostum yang akan digunakan dalam penampilan 2 model individu yang memiliki
kepribadian autonomy serta individu yang tidak memiliki kepribadian autonomy.
2. Memberikan
Kesempatan untuk 2 model tersebut untuk bermain peran didepan kelas sembari
berdialog mebahas terkait dengan kepribadian autonomy.
3. Memberikan
kesempatan kepada audiens ( anggota) untuk mengometari penampilan yang
diberikan.
mohon ijin Download, terimakasih
BalasHapus